Gula dan kopi menyatu
Dalam adukan dan guncangan beradu
Kopi hangat dan hitam yang nikmat
Ku seduh dengan aroma yang kuat
Ini terlalu pagi...
Matahari belum menunjukkan wajah berseri
Angin subuh terlalu dingin dan meninggi
Nafas masih mengeluarkan asap embun dini
Aku memang terlalu lelah kepalaku mau pecah
Ingin berteriak, hingga suaraku membelah
Ruangan yang bersekat dari satu arah
Aku tau sakit, tapi aku tak mau mengalah
Mulai ku ambil catatan...
Menuliskan bait demi bait dengan kalimat selalu sepadan
Hingga puisi awal dan akhir cerita hidupku secara spontan
Agar istri dan anakku dapat melihat takdirku dalam suratan
Komentar
Posting Komentar