Cerita Anak yang hilang sebenarnya tidak asing di telinga kita. Dari zaman sekolah Minggu sampai sekarang sudah dewasa cerita itu sering diulang-ulang sehingga kita mungkin hapal alur cerita tersebut bahkan ada juga yang membuat drama untuk perumpamaan anak hilang tersebut.
Perumpamaan anak hilang adalah seperti hubungan seorang ayah dengan kedua anak laki-laki nya. Anak sulung yang terus mengabdi kepada Ayahnya, segala sesuatu dia kerjakan demi untuk ayahnya. Sedangkan si bungsu berupaya untuk menuntut hak nya sebagai anak sebagai pewaris harta ayahnya.
Suatu hari ketika ayah dan kedua anaknya duduk bertiga sedang membicarakan harta warisan. Ayahnya ingin menitipkan segala harta kepada kedua anaknya.
Dengan keras Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Lukas 15:12
Tujuan anak bungsu ingin menuntut haknya dengan tujuan ingin menguasai harta ayahnya, dia mengakui segala harta ayah itu harta si bungsu. Namun Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Lukas 15:13
Berbeda lagi dengan si sulung selalu bersungut sungut walaupun dia telah bekerja tetap saja dia menuntut hak nya dan irih hati dengan adiknya yang telah menghabiskan harta milik ayahnya.
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Lukas 15:29.
Dari jawaban diatas anak sulung tidak mengerti bahwa kepunyaan ayah ialah kepunyaan dia juga. Dia menuntut perlakuan lebih karena telah mengabdi ini dan itu untuk ayahnya. Iri hati selalu terpancar dari hatinya. Ikhlas dan tulus tidak ada di dalam hati si sulung nampak dari perkataannya seperti ini :
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
Lukas 15:30
Kesimpulan :
Anak Bungsu dan Anak Sulung adalah keduanya anak terhilang. Jauh dari kasih ayahnya. Kedua anak itu adalah gambaran manusia (kita sendiri).
Anak Bungsu : selalu menuntut apa yang menjadi hak nya, untuk dihabiskan, tidak punya tujuan hidup, walaupun dia sadar milik ayahnya adalah milik juga tetapi rakus tidak sadar dia hanya pengelola harta warisan bukan pemilik. Ayahnya sangat sayang kepada bungsu, dia sambut dengan kasih sayang dan perayaan.
Anak Sulung : anak ini selalu mengabdi pada ayahNya. Tetapi dalam pelayanannya tetap menuntut haknya. Tetap menuntut perhatian ayahnya atau timbal balik. Padahal kita sebagai orang percaya tidak lagi menuntut apa yang menjadi hal kita jika kita telah menerima kasih Anugrah. Pelayanan kita adalah ucapan syukur tidak selalu Tuhan tagih-tagih yang penting adalah pengenalan diri dan pengenalan kehendak Akan Kasih Allah sendiri.
Komentar
Posting Komentar