Kebaikan dan Kemurahan Allah |
Orang Buta Sebagai Pewarta Kabar Baik
seseorang yg buta adalah seseorang yg harus dituntun Setiap hari untuk berjalan di jalan yg benar agar tidak terpeleset, tersandung atau masuk ke jurang. Yang jelas seseorang yg buta perlu pertolongan Setiap saat agar segala aktifitasnya dapat berlangsung. Tidak jarang seseorang yg buta selalu dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Sehingga dalam sebuah keluarga dianggap aib. Karena membuat nama keluarga jadi jelek.
Hal ini juga terjadi pada perikop firman Tuhan hari ini. Allah memakai orang buta sejak lahir untuk menunjukkan kasihNya. Mari kita membahas Yohanes Pasal 9.
A. Perbedaan Sudut Pandang Yesus dan MuridNya Tentang dosa Asal
Murid-MuridNya : Rabi, Siapakah yg berbuat dosa, orang ini sendiri, atau orang tuanya sehingga sejak lahir dia sudah buta?
Pada pertanyaan di atas. Murid-Murid Tuhan Yesus mengganggap Bahwa dosa Asal ataupun karma yg menyebabkan orang itu terlahir buta. "dengan Mengatakan ulah dari orang tuanya berarti mengganggap bahwa orang tua nya telah berbuat sesuatu yg jahat kepada orang lain sehingga karma nya pada Anak. Dan dengan Mengatakan Ulah dari anaknya sendiri berarti menganggap hal itu terjadi karena dosa nenek moyang yaitu Adam dan hawa. Tetapi hal ini sangat bertentangan dengan pendapat Yesus sendiri.
Yesus Berkata : Bukan Dia dan Bukan Orang Tua nya, tetapi pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan dalam Dia.
Dalam Hal ini Yesus membuat sebuah generalisasi mengatakan bahwa semua orang telah berdosa dan telah hilang kemuliaan Allah. Dan tidak satu pun yg bisa membuat seorang buta itu dapat melihat kembali, kalau tidak pekerjaan Allah Ingin dinyatakan dalam Dia Sehingga Kemuliaan Allah semakin dinyatakan kepada orang di sekitarnya termasuk orang tuanya sendiri. Mungkin bagi orang buta itu inilah waktuNya Tuhan bekerja selama Yesus berada di dekatNya. Yesus sebagai terang dunia ingin memberikan terang kembali kepada mata orang buta itu. Dan sesuai firman yg dinyatakan Amsal 25: 2a : kemuliaan Allah merahasiakan sesuatu. Pada saat itulah momen dimana orang buta itu melihat kemuliaan Allah yg telah dirahasiakan sejak Dia Lahir sampai besar yg karena dosa dan penderitaannya dinyatakan melalui kesembuhan.
B. Perspektif orang Farisi dan Yesus Tentang Pekerjaan Allah
Orang Farisi sangat menghormati adat-istiadat yg mereka bangun sejak nenek moyang mereka sedahulu kala. Sehingga adat kebiasaan itu lebih dari segalanya.Ketika Yesus Bekerja untuk menyembuhkan orang buta pada hari sabat. Orang Farisi dan Ahli Taurat komplain karena bagi mereka hari sabat itu waktunya ibadah. Sehingga Mereka Mengatakan : "orang ini tidak datang dari Allah" karena tidak memelihara hari Sabat. Dan bertentangan dengan Yesus
Pada Ayat sebelumnya Ayat 4: Yesus mengatakan kita harus mengerjakan pekerjaan Dia Yg mengutus Aku; selama masih siang; akan datang malam, dimana tidak seorang pun bekerja. Dalam hal ini pelayanan Yesus tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Selama Masih di dalam Dunia. Dia akan menjangkau dan menyembuhkan orang-orang di dalam penderitaan dan dosa. Kemudian hari sabat sebenarnya adalah kekhususan hati kita untuk menerima segala pekerjaan Allah yg dinyatakan dalam diri kita dalam beberapa hari sebelum hari sabat (perhentian). Sabat bukan sekedar ibadah tetapi ucapan syukur dan kebangunan relasi dengan Allah menuju pada kemuliaan Allah melalui pekerjaan-pekerjaanNya.
C. Bersaksi Melalui Pengenalan Allah Secara Utuh
Setelah orang buta itu sembuh, kemudian Dia beranjak ke tempat ibadah. Dan ibadah bersama-sama orang farisi dan Ahli-ahli taurat. Namun pada akhirnya Dia diusir dari tempat tersebut karena orang farisi telah mengganggap orang buta tersebut melecehkan mereka hal ini terdapat Ayat 34 : Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau mengajar kami?.
Orang farisi mengganggap bahwa mereka tahu segalanya tentang apa yg diajarkan Musa, dan merasa mereka Saleh dan benar dan yg lain salah dan tidak pernah diperhitungkan oleh mereka. Mata hati mereka telah dibutakan oleh kesombongan rohani yg cukup angkuh sehingga dia tidak mengenal Yesus padahal orang buta tersebut telah bersaksi pada mereka.
Namun pada dasarnya orang buta dalam hal ini juga masih ragu-ragu tentang kesaksianNya pada orang farisi. mengapa demikian? Karena tidak ada hal sebuah pernyataan yg lugas dari dirinya tentang Yesus, asal-usulnya, dan TujuanNya menyembuhkan dia. Padahal pada awalnya Yesus telah mengatakan tetapi tidak menangkap maksud Yesus sendiri. Dan justru ketika orang buta tersebut diusir dari rumah ibadat baru Orang Buta mengakuinya dan percaya kepadaNya (Ayat 35-38). Untuk menjadi saksi Allah tidak hanya percaya kepada Allah tetapi melalui bergaul dengan intim dengan Tuhan sama seperti orang buta tersebut dia berkata-kata dengan Allah seperti sahabat yg dekat selalu dengan dia. Bergaul lah dengan Allah melalui firman dan Doa, ibadah kepada Allah Setiap minggu maka kita akan dijadikan saksi dari kemurahan dan kemuliaan Allah.
Seperti dalam 1 Timotius 4:8b : tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal karena mengandung janji baik untuk hidup ini dan akan datang.
Orang buta dipakai Tuhan untuk melihat kemuliaan dan kemurahan Tuhan. Pekerjaan Allah telah dinyatakan dalam dirinya sehingga dia Menjadi Percaya dan mengalami kesembuhan. Jadi tidak ada yg salah ketika seseorang dilahirkan tidak normal, sebagaimana manusia diciptakan, sesungguhnya manusia telah berdosa dan telah hilang kemuliaan Allah. Maka dari itu ketika pekerjaan Allah telah dinyatakan dalam orang itu. Maka orang itu menjadi saksi kemurahan dan kemuliaan Allah bagi orang lain
Komentar
Posting Komentar