Waktu tak terasa, matahari mulai meninggi, saatnya pulang ke rumah bertemu putri dan pemainsuri. Ketika kaki ini sudah menemui daun pintu yang sama ketika ku berangkat pergi. Ternyata suasana rumah terlihat sepi dan hening. Aku duduk sembari meletakkan dua HP di atas laci biru dengan keempat sudut menyiku. Ku beranjak ke dapur mengambil segelas air putih. Ternyata tak ada juga menghampiri. Apa gerangan ini?? Semua lengang tak ada suara bising dari tirai pemisa antara ruang tamu dan kamar. Namun tiba-tiba bunyi seperti letupan duar!! Duar!! Bikin kaget rasa hati ini. Ternyata kenjutan di depan mata lilin-lilin berhias mengelilingi kue warna warni.
Tak menyangka semua ini untuk ku, tak tertahan lagi pelan-pelan air mata jatuh. Sembari ku beri pelukan hangat pada putri dan pemainsuriku. Kembali ku ambil lagi HP Android. Ajak selfi mereka dengan gaya-gaya andalan mereka. Jepret kanan, kiri, samping, belakang dengan sejuta senyum simpul, rautan wajah yang mulai timbul keriput2 tipis, yang penting mereka bisa senang dan gembira akan kehadiranku. Setelah itu ku tiup lilin dalam hembusan satu nafas terengah-engah akibat letih. Ku potong kue bersama sambil menyuapi dengan penuh cinta dan kasih sayang. Namun baru satu suapan HP satu lagi berdering. Panggilan dari para klien yang menunggu untuk joint dalam proyek besar. Pada akhirnya semua nya kecewa dan kesal. Sampai mengancam tak mau bertemu aku lagi.
Apa boleh buat aku segera berlari mengejar bonus itu lagi demi kelangsungan hidup putri dan pemainsuriku. Sembari mengecup dan memeluk mereka ku kembali segera ke aktifitas semula waktu pagi. Dan tak lupa membawa kedua HP dan memasukkan ke Saku kemeja. HP yang biasa ku ciptakan momen-momen kebersamaan dalam folder album "Penyemangatku" namun Karena HP ini juga ku harus terpisah mengurangi bahkan menghilangkan kebersamaan yang seharusnya tercipta. Yang Jelas HP ini tak membawa petaka buat keluargaku dari kabar-kabar burung menyelinap di rumahku.
Tak menyangka semua ini untuk ku, tak tertahan lagi pelan-pelan air mata jatuh. Sembari ku beri pelukan hangat pada putri dan pemainsuriku. Kembali ku ambil lagi HP Android. Ajak selfi mereka dengan gaya-gaya andalan mereka. Jepret kanan, kiri, samping, belakang dengan sejuta senyum simpul, rautan wajah yang mulai timbul keriput2 tipis, yang penting mereka bisa senang dan gembira akan kehadiranku. Setelah itu ku tiup lilin dalam hembusan satu nafas terengah-engah akibat letih. Ku potong kue bersama sambil menyuapi dengan penuh cinta dan kasih sayang. Namun baru satu suapan HP satu lagi berdering. Panggilan dari para klien yang menunggu untuk joint dalam proyek besar. Pada akhirnya semua nya kecewa dan kesal. Sampai mengancam tak mau bertemu aku lagi.
Apa boleh buat aku segera berlari mengejar bonus itu lagi demi kelangsungan hidup putri dan pemainsuriku. Sembari mengecup dan memeluk mereka ku kembali segera ke aktifitas semula waktu pagi. Dan tak lupa membawa kedua HP dan memasukkan ke Saku kemeja. HP yang biasa ku ciptakan momen-momen kebersamaan dalam folder album "Penyemangatku" namun Karena HP ini juga ku harus terpisah mengurangi bahkan menghilangkan kebersamaan yang seharusnya tercipta. Yang Jelas HP ini tak membawa petaka buat keluargaku dari kabar-kabar burung menyelinap di rumahku.
Komentar
Posting Komentar