Dibangun dari Status dan Nilai
Memangnya Kalau sudah lengkap dan diperlengkapi dengan segala sesuatu statusnya semuanya jadi berubah? Atau dapatkah menambah nilai lebih untuk segala sesuatu yg berubah?
Pada zaman milenial ini status adalah hal paling populer dan viral. Tanpa status tidak lah abdol untuk menjalankannya aktifitas kata para netizen. Status dijadikan suatu tolak ukur untuk melihat "lebih" ke dalam atau internal seseorang. Namun pada kenyataannya tak seperti itu. Apalagi ketika seseorang buat status berada di suatu tempat mewah dan wah padahal kenyataannya tidak seperti kita bayangkan. Status emang paling penting dalam segala hal, tanpa status maka keabsahannya diragukan tetapi kita tidak boleh menjadikan status jadi tolak ukur. Apalagi status sosial, asal-usul, apapun itu yg membuat kita menjadi ter kotak-kotak, bahkan akan membuat kita semakin melahirkan fanatisme, irih dengki bahkan radikalis.
Namun hal yg paling harus kita letakkan, masukkan, di atas status2 yg ada adalah Nilai. Nilai apakah yg harus kita terapkan pada status kita di masyarakat sosial? Karena nilai adalah bentuk penghargaan kita pada orang lain. Nilai yg kita tarik dan ambil akan mewujudkan peranan kita bagi orang lain baik atau buruk. Dan perlu diingat Nilai bisa saja akan melahirkan sebuah status seseorang yg baru. Baik itu status di media sosial ataupun status sosial kita sekalipun.
Nilai lah orang bukan dari Status nya baik di media sosial, atau status sosial tetapi nilai apa yg melekat dalam dirinya. Kalau engkau terus membangun karakter mu dari Status yg kau sandang kelak tidak akan bertahan lama, tetapi bangunlah karaktermu dari nilai yg terus engkau junjung maka akan bertahan lama.
Memangnya Kalau sudah lengkap dan diperlengkapi dengan segala sesuatu statusnya semuanya jadi berubah? Atau dapatkah menambah nilai lebih untuk segala sesuatu yg berubah?
Pada zaman milenial ini status adalah hal paling populer dan viral. Tanpa status tidak lah abdol untuk menjalankannya aktifitas kata para netizen. Status dijadikan suatu tolak ukur untuk melihat "lebih" ke dalam atau internal seseorang. Namun pada kenyataannya tak seperti itu. Apalagi ketika seseorang buat status berada di suatu tempat mewah dan wah padahal kenyataannya tidak seperti kita bayangkan. Status emang paling penting dalam segala hal, tanpa status maka keabsahannya diragukan tetapi kita tidak boleh menjadikan status jadi tolak ukur. Apalagi status sosial, asal-usul, apapun itu yg membuat kita menjadi ter kotak-kotak, bahkan akan membuat kita semakin melahirkan fanatisme, irih dengki bahkan radikalis.
Namun hal yg paling harus kita letakkan, masukkan, di atas status2 yg ada adalah Nilai. Nilai apakah yg harus kita terapkan pada status kita di masyarakat sosial? Karena nilai adalah bentuk penghargaan kita pada orang lain. Nilai yg kita tarik dan ambil akan mewujudkan peranan kita bagi orang lain baik atau buruk. Dan perlu diingat Nilai bisa saja akan melahirkan sebuah status seseorang yg baru. Baik itu status di media sosial ataupun status sosial kita sekalipun.
Nilai lah orang bukan dari Status nya baik di media sosial, atau status sosial tetapi nilai apa yg melekat dalam dirinya. Kalau engkau terus membangun karakter mu dari Status yg kau sandang kelak tidak akan bertahan lama, tetapi bangunlah karaktermu dari nilai yg terus engkau junjung maka akan bertahan lama.
Komentar
Posting Komentar